-->

Penyakit Akibat Kerja


Kompetensi Dasar :

3.12      Menganalisis penyakit akibat kerja
4.12.     Melakukan pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja

Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu :
  1. Menjelaskan pengertian penyakit akibat kerja
  2. Menjelaskan jenis penyakit akibat kerja
  3. Menjelaskan faktor penyebab penyakit akibat kerja
  4. Menjelaskan pencegahan penyakit akibat kerja



Mengamati

Mari kita simak video berikut dan berikan pertanyaan dan komentar terhadap video tersebut





Berdasarkan tayangan video tersebut, maka timbul pertanyaan sebagai berikut

  1. Apakah pengertian penyakit akibat kerja?
  2. Apakah jenis penyakit akibat kerja?
  3. Apakah faktor penyebab penyakit akibat kerja?
  4. Bagaimana pencegahan penyakit akibat kerja?


Pengertian Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK) atau Occupational Diseases adalah penyakit yang disebabkan oleh  pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981) yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total. Cacat Sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-lamanya. Sedangkan Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa PAK sangat terkait erat dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, untuk jangka waktu tertentu.

Jenis penyakit akibat kerja

Diagnosis penyakit akibat kerja dapat diketahui saat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan harus segera dilaporkan ke Disnaker setempat paling lambat 2×24 jam sesuai dengan KepMenakertrans No. 333 Tahun 1989. Perlu diketahui, data awal kesehatan sebelum bekerja harus dimiliki oleh perusahaan yang nantinya diikuti dengan data hasil pemeriksaan berkala.
Jenis-jenis penyakit akibat kerja yang berpotensi terjadi di area dapur dan pelayanan makanan antara lain:
1.    Hernia: akibat sering membawa beban berat.
2.    Gangguan otot dan sendi : cara mengangkat yang salah, kelelahan
3.    Varises: berdiri terlalu lama.
4.    Kejang panas: terlalu lama terpapar panas/suhu panas.
5.    Stress: monoton, isolasi pekerjaan, tekanan pekerjaan.
6.    Penyakit  paru  dan  saluran  pernapasan  (brokhopulmoner)  yang disebabkan oleh debu logam keras
7.    Penyakit paru dan pernapasan oleh debu kapas, vlas, henep, dan sisal (bissinosis)
8.    Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal dalam proses pekerjaan

Untuk menganalisis penyakit akibat kerja diperlukan data pendukung antara lain:
  1. Data hasil pemeriksaan kesehatan awal (sebelum tenaga kerja dipekerjakan di perusahaan yang bersangkutan)
  2. Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan yang dilakukan  secara  periodik  selama  tenaga  kerja  bekerja  di perusahaan yang bersangkutan)
  3. Data  hasil  pemeriksaan  khusus  (pemeriksaan  dokter  yang merawat  tenaga  kerja  tentang  riwayat  penyakit  yang dideritanya)
  4. Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta lembaga lainnya yang ditunjuk oleh Menakertrans
  5. Data hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara umum
  6. Riwayat pekerjaan tenaga kerja
  7. Riwayat kesehatan tenaga kerja
  8. Data medis/rekam medis tenaga kerja
  9. Analisis  hasil  pemeriksaan  lapangan  oleh  pengawas ketenagakerjaan atau pertimbangan medis dokter penasehat
Pencegahan penyakit akibat kerja


Upaya pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan melalui:
1.       Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia.
2.       Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment).
3.       Pengaturan cara kerja.
4.       Pencatatan dan pelaporan.
5.       Penanganan kasus/treatment

Upaya untuk mencegah atau mengurangi terjadinya PAK dapat ditinjau dari faktor penyebabnya antara lain adalah:
1.       Alat
Gunakan alat pelindung diri atau pilihlah peralatan yang lebih aman untuk digunakan khususnya pada beberapa peralatan yang dapat berdampak pada kesehatan antara lain , computer, mesin jahit,peralatan yang bergetar atau menimbulkan bising dan peralatan lain-lain.
2.       Manusia
Faktor manusia yang menjadi penyebab terjadinya PAK adalah cara melakukan pekerjaan atau cara kerja. Cara kerja yang tidak benar akan mempengaruhi postur tubuh, misalnya saat mengangkat barang, saat memindahkan barang dan lain-lain. Untuk mencegah PAK berkaitan dengan perubahan postur tubuh, maka perhatikan aturan-aturan berikut:
a.    Hindari kegiatan melekukkan kepala dan leher kedepan (menunduk) atau melekukkan kebelakang (mendongak).
b.    Hindari melekukkan badan kedepan (membungkuk).
c.    Hindari gerakan memutar dan asimetrik. Jika harus berputar usahakan hanya sampai dua pertiga putaran.
d.    Usahakan untuk menggunakan kursi dengan sandaran (backrest), dan duduk pada posisi bersandar pada sandaran (posisi tegak).
e.    Pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, posisi tubuh tegak dan lekukan siku pada posisi 90 – 120 derajat, sehingga tubuh berada optimal untuk mengeluarkan tenaga.
f.     Jika bekerja pada posisi berdiri, usahakan dapat sesekali duduk pada waktu senggang untuk relaksasi otot kaki.

3.       Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antara lain faktor lingkungan fisik, kimia dan lingkungan sosial. Untuk mencegah terjadinya PAK, maka lingkungan fisik dan kimia perlu didisain sesuai dengan standar kesehatan kerja. Disamping itu perlu diciptakan hubungan sosial yang erat antar pekerja yang akan membantu terwujudnya kesehatan kerja.
Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya PAK antara lain:
a.    Pengaturan beban kerja, meliputi:
1)    Pembebanan tidak melebihi 30 - 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.
2)    Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban maksimum untuk tenaga kerja Indonesia adalah 40 kg.
3)    Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
4)    Denyut nadi setelah bekerja tidak melebihi 30-40/menit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
5)    Tidak mengangkat beban lebih dari 4.5 kg pada posisi duduk.
6)    Tidak mengangkat beban lebih dari 16-20 kg saat berdiri.
7)    Alat bantu mekanik dan tim mengangkat harus di rancang untuk megurangi risiko cidera yang berkaitan dengan beban 16 kg s.d 55 kg;
8)    Tidak mengangkat, menurunkan atau membawa beban lebih dari 55 kg tanpa bantuan mekanis yang tersedia.

b.    Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih tinggi dari siku untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.
c.    Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih rendah dari siku untuk pekerjaan yang membutuhkan penekanan dengan tangan.
d.    Bahan kimia yang digunakan saat bekerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, misalnya pestisida, insektisida, atau bahan saniter, dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan PAK. Tempatkan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan di ruang penyimpanan khusus dan wadah tertutup rapat.

0 Response to "Penyakit Akibat Kerja"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel